Review Modul Pembelajaran Guru di Wilayah T3, Kemenag: Sesuaikan Konteks dan Imaginasi Anak
By Admin
nusakini.com, Kementerian Agama terus melakukan upaya agar pendidikan madrasah dapat diakses oleh semua kalangan; bukan hanya dirasakan oleh masyarakat perkotaan dan pedesaan, tetapi juga oleh penduduk yang tinggal di wilayah-wilayah terluar, terdepan, dan terdalam (T3).
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah, Thobib Al Asyhar, menegaskan bahwa pendidikan harus untuk semua (education for all). Pendidikan madrasah tidak boleh eksklusif hanya untuk mereka yang ada di kota dan wilayah yang memiliki banyak fasilitas hidup.
"Untuk pemenuhan janji konstitusi bahwa pendidikan untuk seluruh anak bangsa, Kementerian Agama terus berupaya melakukan berbagai kebijakan agar pendidikan madrasah ramah untuk semua kalangan, termasuk pada wilayah T3. Pendidikan madrasah harus benar-benar inklusif", tegas Thobib di hadapan para reviewer, penulis, dan konsultan World Bank di Batam (15/5).
Karena itu, imbuhnya, penyediaan modul pembelajaran di wilayah T3 harus benar-benar sesuai dengan konteks masyarakatnya.
"Jangan membuat modul pembelajaran T3 tanpa melihat konteks wilayah dan atmosfir budayanya. Harus diperhatikan karakteristik T3, yaitu tidak adanya fasilitas teknologi informasi, minimnya media pembelajaran, serta pola pikir masyarakat yang jauh berbeda dengan masyarakat digital (digital society)", ujarnya.
Thobib mencontohkan, jangan pernah membuat modul pembelajaran untuk wilayah T3 tanpa memperhatikan pola pikir masyarakatnya.
"Jangan bikin modul tentang bagaimana mengukur kecepatan kereta atau pesawat kepada masyarakat T3 yang bisa jadi belum pernah naik atau bahkan lihat kereta atau pesawat. Artinya modul harus disesuaikan dengan kemampuan imajinasi anak didik supaya lebih efektif. Jangan membawa pola pikir kota untuk masyarakat T3", pesannya.
“Jadi sesuaikan dengan konteksnya dan imaginasi anak yang menjadi peserta didiknya,” sambungnya.
Telah hadir dalam kesempatan tersebut Kabid Penmad Kanwil Kepri, Subadi, Ketua Komponen 3 WB, Fakhrurrozi, Kasubdit GTK pada RA, Zulpan Syarif, Kasubdit GTK pada MA, Suwardi, dan para penulis serta guru di lingkungan Kepulauan Riau. (pr/agm)